Wednesday, May 30, 2018

Nijikon

Mungkin kalau mendengar kata nijikon minna-san masih banyak yang asing dengan kata ini.
Nijikon merupakan singkatan dari nijigen complex atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan two dimensional complex. Sebuah istilah yang digunakan di Jepang untuk menyebut orang-orang yang terobsesi pada karakter-karakter dua dimensi seperti karakter anime, manga, dan game.
Terobsesi?
Konsep terobsesi pada karakter dua dimensi difokuskan pada mereka yang terobsesi pada karakter-karakter dua dimensi secara percintaan atau mereka yang lebih memilih karakter dimensi kedua sebagai pengganti manusia guna memuaskan hasrat sosial.
Tahukah kalian bahwa nijikon telah dikenal oleh masyarakat di Jepang sejak lama?

Asal muasal NIJIKON :
Kira-kira sekitar tahun 1980an istilah ini pertama kali keluar dari pernyataan kritikus Jepang yang mengkritik trend kaum otaku pria Jepang, yang pada saat itu diniliai menyimpang dari konsep maskulinitas di Jepang. Kritikus itu bernama Nakamori Akio.
Kenapa dinilai menyimpang?
Pada masa itu, yang dinilai menyimpang adalah kaum pria menyukai budaya yang bersifat feminin seperti manga (komik Jepang) yang bertemakan Shoujo. Di Jepang kaum pria idealnya identik dengan budaya-budaya yang bersifat macho dan maskulin, bahkan sebenarnya adapun manga yang diperuntukan untuk kaum pria. 
                Jika kalian pernah mendengar tentang pemuda bernama SAL9000 yang menikahi karakter game Love Plus, mungkin seperti itulah gambaran dari konsep nijikon yang ada di Jepang.
Namun apakah itu artinya mereka yang disebut nijikon adalah orang-orang yang menyimpang?
Pastinya minna-san banyak yang berpikir orang-orang seperti itu sudah pasti orang yang menyimpang secara psikologis dan sosial. Awalnya saya pun juga berasumsi seperti itu bahkan sewaktu saya meminta pendapat dari orang-orang awam disekitar saya pun mereka yang mendengar itu langsung berpendapat demikian. Tidak bisa dipungkiri memang banyak orang yang akan berpikir demikian, bahkan seperti pandangan salah satu pengamat fenomena sosial bernama Nakamori Akio juga melihat orang-orang yang disebut nijikon sebagai hal yang tidak baik dan memiliki ketertarikan yang tidak lazim.  Namun bukan berarti semua orang berpikir demikian. Adapun orang-orang yang justru memilih berpendapat netral dan bahkan mendukung pola hubungan semacam itu.
Pandangan Netral
 Salah satunya seperti Ito Kimio yang justru berpendapat bahwa orang-orang yang disebut nijikon bukanlah orang-orang yang menyimpang, melainkan merupakan salah satu contoh gaya hidup masa kini yang merupakan salah satu hasil dari budaya teknologi (cyber culture) masa kini. Yakni pada zaman modern ini kehidupan manusia hampir didominasi pada kebutuhan yang bergantung pada teknologi. Bahkan pada masa kini dalam kegiatan bersosial pun manusia banyak bergantung pada teknologi salah satunya seperti media sosial. Terkadang budaya media sosial dan teknologi ini secara tidak sadar membuat kita menjadi manusia yang mengesampingkan interaksi sosial secara langsung sehingga seolah-olah kita hanya berfokus pada kehidupan sosial dalam dunia maya. Nijikon disebut sebagai salah satu contoh gaya hidup semacam itu, hanya saja mereka merupakan contoh yang lebih dalam daripada yang lain.
Pandangan pro
Sedangkan Honda Toru justru mendukung konsep nijikon, atau dia mendukung hubungan dengan karakter dimensi kedua. Hal itu didasarkan pada pandangan mengenai budaya masa kini yang kebanyakan manusia kini menjadikan kebutuhan material sebagai dasar untuk menjalin hubungan sosial dan percintaan. Sebut saja, menurutnya pada masa kini wanita hanya tertarik pada pria yang memiliki daya. Daya yang dimaksud adalah mereka yang memiliki kekuatan dalam era kapitalis masa kini mereka itu adalah pria yang memiliki daya dalam hal kekayaan, jabatan, serta memiliki fisik dan paras yang indah. Selain mereka kaum pria yang tidak memiliki daya atau tidak masuk dalam salah satu kelompok tersebut tidak dipandang atau disisihkan. Oleh karena itu dengan adanya karakter-karakter dimensi kedua, hal itu dinilai sebagai solusi bagi mereka yang tidak mampu memperoleh daya untuk menarik pasangan nyata. Bahkan Honda justru sangat mendukung bahwa pada masa kini memiliki pasangan dimensi kedua merupakan hal yang lebih praktis, mudah, dan murah ketimbang memiliki pasangan nyata.
 Jadi
penilaian terhadap nijikon tidak bisa dilihat hanya dari satu aspek saja, melinkan perlu dipahami dari berbagai  aspek untuk dapat membuat pendapat atau pandangan yang lebih bijak dan tidak bersikap menghakimi. Karena pada dasarnya orang-orang yang disebut nijikon tetap seorang manusia yang memiliki hati dan perasaan.
Aspek-aspek tersebut dapat dilihat dari latar belakan atau penyebab yang membuat orang tersebut memilih untuk menjadikan dimensi kedua sebagai dunia sosialnya.
Adapun dari penelitian yang saya peroleh berdasarkan pengamatan terhadap tokoh utama animasi Kami No Mizo Shiru Sekai,  Katsuragi Keima. Adapun satu hal yang dapat dipelajari bahwa salah satu penyebab yang memungkinkan seseorang bisa menjadi nijikon adalah karena ketergantungan terhadap dunia maya. Keterantungan tersebut disebabkan dari seseorang yang sudah merasa nyaman dalam dunia maya.
Artinya orang tersebut telah menjadikan dunia maya sebagai save zone, seseorang yang sudah mengakar pada zona aman atau save zone akan sulit untuk keluar dan mau melepaskan diri dari tempat itu.  Salah satu kemungkinan atau penyebab yang membuat orang memilih untuk mengakar pada zona amannya adalah karena perasaan terancam atau merasa dunia diluar zona amannya adalah dunia yang berbahaya yang dapat menyakiti dia sewaktu-waktu. Hal itu sesuai dengan yang dikatakan Ito yang juga mengatakan bahwa salah satu faktor orang-orang seperti nijikon lebih memilih berhubungan dengan karakter dimensi kedua adalah karena karakter dimensi kedua dinilai lebih dapat memberikan jaminan rasa aman dari kemungkinan disakiti secara perasaan maupun fisik.
Lalu apakah orang-orang yang disebut nijikon bisa kembali normal?
Jika dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, kemungkinan untuk mereka yang nijikon untuk memiliki kehidupan yang normal seperti sebelum mereka mengenal teknologi adalah hal yang mustahil. Namun untuk memiliki kehidupan seperti orang normal seperti berpasangan dengan manusia nyata masih memiliki kemungkinan. Hanya saja hal itu akan membutuhkan kesabaran dan keyakinan yang kuat. Sebab untuk menarik mereka untuk tertarik pada manusia nyata bukanlah hal yang mudah, karena hal yang mereka butuhkan adalah kepercayaan terhadap manusia nyata. Percaya bahwa manusia nyata lebih baik dari karakter dimensi kedua.
Lebih baik dari karakter dimensi kedua? Maksudnya?
Jika kita mengatakan manusia lebih baik dari dimensi kedua tentu banyak orang akan berpendapat manusia tentu lebih baik dari dua dimensi karena sifatnya nyata. Namun konsep lebih baik dalam hal ini bukan dimaksudkan pada nyata secara fisik.  Konsep lebih baik difokuskan pada ‘apakah manusia nyata bisa memberikan kenyamanan pada mereka?‘
Kenyamanan?
Kenyamanan yang dimaksudkan adalah kenyaman akan rasa percaya bahwa manusia nyata lebih baik karena mereka bisa memberi kenyamanan secara fisik dan mental. Artinya ketika manusia tidak lagi dilihat sebagai objek sosial yang berbahaya secara fisik dan mental maka kemungkinan mereka yang disebut nijikon untuk tertarik pada manusia nyata akan ada.
Manusia berbahaya?  Maksudnya?
Jika dilihat dari pandangan Honda dan Ito, kita dapat melihat bahwa salah satu pandangan orang yang disebut nijikon terhadap orang-orang dalam dunia nyata adalah manusia nyata adalah tempat yang tidak aman dalam membangun interaksi sosial.Ssebab manusia memiliki potensi untuk saling menyakiti secara mental, perasaan maupun fisik. Contohnya saja bully, kekerasan terhadap pasangan, perselingkuhan, pengkhianatan,  dan sebagainya.
Lalu bagaimana dengan karakter dalam dimensi kedua?
Karakter dimensi kedua justru dinilai lebih baik dari manusia nyata karena mereka dinilai lebih dapat menjamin perasaan nyaman dan aman dari segala bentuk tindakan yang dapat menyakiti. Sebab dalam dunai dimensi kedua mesikpun tidak dapat merasakan secara nyata, namun dalam dunia itu mereka dapat merasakan kenyamanan serta perasaan aman. Tidak perlu khawatir sang karakter dimensi kedua akan mem-bully, menyakiti secara fisik, berkhianat, selingkuh, dan sebagainya. Dalam dunia dimensi kedua justru mereka merasa diterima apa adanya dan damai. Terasa seperti surga. 
Seperti yang dimaksudkan oleh Honda yang mendukung hubungan dengan karakter dimensi kedua karena karakter dimensi kedua dinilai sebagai objek sosial yang lebih baik dari pada manusia nyata karena mereka adalah sosok yang akan selalu menerima diri anda dalam kondisi apapun, dan mereka tidak akan pernah meninggalkan atau mengkhianati anda ketika anda miskin ataupun jelek. Sedangkan manusia sendiri hanya tertarik pada yang berparas menawan, kaya ataupun dapat memberikan segala kebutuhan dirinya sendiri. Sedangkan ketika anda jatuh miskin atau tidak lagi menarik anda ditinggalkan atau dicampakan.
Lalu adakah solusi yang dapat digunakan untuk mencegah bertambahnya nijikon?
Guna mencegah bertambahnya orang-orang seperti nijikon tentu bukan difokuskan pada memutus hubungan dengan teknologi. Karena pada masa cyber culture ini, tidak mungkin seseorang benar-benar putus dengan dunia teknologi. Sebab segala kebutuhan manusia pada masa kini begantung pada teknologi. Namun bukan berarti tidak ada cara untuk mencegahnya. Untuk mencegahnya dibutuhkan kerja sama antar manusia untuk saling mengingatkan hakikat manusia sebagai mahluk sosial. Seperti yang sering kita dengar dan kita pelajari bahwa manusia adalah mahluk sosial yang akan selalu membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Selain itu, diperlukan juga untuk saling mengingatkan bahwa manusia nyata memang lebih baik dari karakter dimensi kedua dengan memperlihatkan bahwa manusia nyata bukanlah sosok yang berbahaya melainkan manusia nyata adalah sosok yang lebih baik dari dimensi kedua bukan hanya karena manusia bisa dirasakan secara nyata melainkan manusia juga merupakan sosok yang saling menjaga satu sama lain.  

Selain itu, adapun pemberian arahan serta bimbingan pada anak-anak masa kini mengenai penggunaan teknologi dan media masa  yang bijak akan dapat mencegah munculnya nijikon atau orang-orang yang kecanduan pada teknologi dan akhirnya menjadi terobsesi untuk menjadi bagian dari dunia tersebut.